Tugas Individu
SEJARAH ASIA SELATAN
KONFLIK BERKEPANJANGAN ANTARA INDIA –
PAKISTAN 1947-1999
STUDI KASUS KASMIR
Oleh
SUHARLAN
A1A2 13 035
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sebuah konflik yang
terjadi antar Negara tentunya tidak dapat dipungkiri. Apalagi pada awalnya dua
atau lebih Negara yang berseteru tersebut berasal dari satu induk yang sama.
Tentunya akan menimbulkan sebuah permasalahan yang rumit setelah adanya usaha
pemisahan kekuasaan untuk mandiri atau yang lebih dikenal dengan kemerdekaan.
Kita tahu bahwa kemerdekaan sebuah bangsa merupakan tujuan utama sebuah bangsa
agar tidak berada di bawah kekuasaan bangsa lain.
Kebanyakan kasus perselisihan
antar Negara ialah karena permasalahan batas wilayah. Di Indonesia sendiri juga
sering terjadi masalah yang sedemikian rupa. Dimana permasalahan yang cukup
sering ialah dengan Negara tetangga yakni Malaysia. Dimana bukan hanya
permasalahan batas wilayah namun juga menjamah masalah yang cukup luas. Tidak
luput pula permasalahan antara India-Pakistan ini.
Dalam kasus antara
India-Pakistan yang berseteru dalam waktu yang panjang ini pada dasarnya ialah
perebutan kekuasaan atas wilayah yang mana wilayah tersebut sangat
kontroversial. Wilayah tersebut merupakan wilayah Kashmir. Hal tersebut
diperkeruh dengan adanya tindakan pemimpin dari wilayah Kashmir yang bergabung
dengan India. Dimana dari kedua Negara yakni India dan Pakistan memiliki basis
tersendiri yang berkaitan dengan masalah agama. Masalah Kashmir sendiri bermula
ketika masyarakat Muslim di India membangun Negara Pakistan yang lepas dari
India yang didominasi Hindu(Kurniawan, 2013: 3).
Dalam permasalahan dua
Negara ini kita nantinya harus bisa bercermin mengenai masalah toleransi dan
saling menghargai satu sama lain. Karena dari permasalahan ini kita bisa
melihat kurangnya rasa toleransi pada kedua Negara yang lebih mementingkan
egoisme masing-masing.
Dalam kehidupan
internasional, sebuah perselisihan bahkan peperangan antar Negara tentunya akan
menjadi sorotan dunia. Karena meupakan sebuah permasalahan yang fatal jika
tidak segera diatasi. Permasalahan yang demikian inilah yang nantinya akan
membutuhkan lembaga internasional yang memberikan naungan kepada Negara-negara
di dunia.
1.2
Rumusan Masalah
(1.) Bagaimana keadaan geografis Kashmir?
(2.) Bagaimana latar belakang penyebab konflik yang menimbulkan
peperangan antara India-Pakistan?
(3.) Bagaimana
usaha penyelesaiannya?
1.3 Tujuan Penulisan
(1.) Mengetahui
keadaan geografis Kashmir.
(2.) Mengetahui
dan memahami latar belakang penyebab konflik yang menimbulkan peperangan antara
India-Pakistan.
(3.)Mengetahui dan
memahami usaha-usaha yang dilakukan untuk menyelasaikan permasalahan antara
India-Pakistan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Keadaan Geografis
Kashmir
Kashmir merupakan
sebua wilayah yang terletak diantara rangkaian pegunungan Himalaya. Sehingga
daerahnya bergunung-gunung dimana ketinggiannya mencapai 7.600 m di atas
permukaan laut. Luas wilayah Kashmir sendiri bisa dikatakan sangat luas karena
mencapai 223.000 km. Dalam hal ini Kashmir memiliki kedudukan yang strategis
karena berdasarkan letak wilayahnya yang terdapat diantara pegunungan Himalaya
tersebut membentuk celah alami. Dimana celah alami tersebut menghubungkan pada
China, India, dan Pakistan.
Wilayah
Kashmir pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian (Suwarno, 2012: 176).
Yakni Ladakh yang terdapat di wilayah perbatasan Tibet dengan struktur
wilayahnya yang bergunung-gunung yang penduduknya mayoritas beragama Islam.
Meskipun demikian disana juga terdapat sebagian umat agama Budha. Wilayah kedua
dari Kashmir ialah Provinsi Kashmir itu sendiri dimana ibukotanya dipusatkan di
Lembah Kashmir. Yang terakhir ialah daerah Jammu dimana penduduknya beragama
kurang lebih hampir setengah dari jumlah penduduk di daerah tersebut.
Penduduk
Kashmir menggunakan bahasa Kashmiri sebagai bahasa utama dalam kehidupan
sehari-hari. Mata pencaharian penduduk meliputi ranah agraris, pembudidayaan
ulat sutera, dan pemanfaatan hasil hutan. Hasil dari sektor agraris Kashmir
menghasilkan padi, jagung, gandum, dan lain sebagainya.
Selain
itu daerah Kashmir juga memiliki kota yang terkenal dengan hasil kerajinan
tangannya yakni kota Srinagar. Kota ini merupakan kota yang sangat terkemuka.
Karena selain terkenal dengan hasil kerajinan tangan seperti tersbeut diatas,
kota ini merupakan ibukota Negara.
Kashmir
merupakan wilayah yang dianggap sangat penting oleh India maupun Pakistan.
Karena letaknya yang strategis tersebut membuat Kashmir
menjadi wilayah
idaman. Bagi India, Kashmir merupakan pintu gerbang untuk berhubungan dengan
Negara luar. Sedangkan bagi Pakistan, Kashmir merupakan sumber kehidupan yang
tak ternilai harganya.
2.2 Latar
Belakang Penyebab Konflik yang Menimbulkan Peperangan antara India-Pakistan
Latar belakang konflik
kedua Negara ini sebenarnya bukan hanya bermula setelah adanya kemerdekaan dari
Pakistan. Namun sebenarnya konflik antara India-Pakistan dari 1947-1999 telah
tumbuh sejak lama. Pada masa ini terdapat dua orgnisasi besar yang mewakili dua
agama di India yakni agama Hindu yang diwakili oleh Partai Kongres pada tahun
1885 dan Liga Muslim pada tahun 1906.
Pada awalnya Kongres
dan Liga Muslim mampu bekerjasama, bahu-membahu dalam perjuangan kebangsaan
India (Suwarno, 2012: 181). Namun seiring berjalannya waktu yakni pada pemilu
1935 dimana pada saat itu pemilu dimenangkan oleh Partai Kongres memicu
perselisihan antara kedua organisasi yang pada awalnya dapat berjalan sejajar
tersebut. Perselisihan dipicu pula dengan penolakan Kongres pada pinangan Liga
Muslim untuk membentuk koalisi.
Sehingga muncullah
pemikiran dari Liga Muslim untuk membentuk Negara sendiri yang berbasis muslim.
Yang ada pada akhirnya pemisahan wilayah ini disetujui oleh pemerintah Inggris.
Sebagai konsekuensi dari pemisahan wilayah ini membuat sebagian daerah harus
dibagi menjadi dua wilayah kekuasaan. Mengenai kerajaan-kerajaan lokal yang
terdapat disana diberikan kebebasan memilih untuk bergabung dengan India atau
Pakistan.
Dalam perjalanannya
bisa dikatakan cukup lancar namun terdapat permasalahan setelah masuk pada
ranah kerajaan yakni Junagadh, Hyderabad, dan Kashmir. Dari sinilah bisa kita
tarik panjang perselisihan India-Pakistan dalam mempertahankan eksistensi agama
yang diusung masing-masing Negara dengan memperluas wilayah kekuasaan. Junagad
pada awalnya memilih bergabung dengan Pakistan hal ini dimungkinkan sekali
meskipun penduduk Junagadh mayoritas beragama Hindu. Karena penguasanya saat
itu Nawab merupakan seorang muslim. Hal ini menimbulkan aksi protes dari India
dan dengan plebisit, para penduduk lebih memilih bergabung dengan India.
Tindakan India yang demikian menimbulkan protes keras dari Pakistan.
Tidak hanya berhenti
di Junagadh, tetapi masalah sengketa ini berlanjut pada wilayah Hyderabad yang
mulanya memilih bergabung dengan Pakistan. Namun India memaksa penguasa
Hyderabad untuk bergabung dengan India dengan jalan mengirimkan pasukannya
untuk melakukan pemaksaan. Tindakan India ini diprotes oleh Pakistan dan
diajukan kepada PBB namun penggabungan tetap berjalan terus. Dilain pihak
protes terhadap tindakan tersebut juga tetap berjalan.
Sengketa selanjutnya
ialah sengketa Kashmir yang merupakan permasalahan terbesar yang bisa dikatakan
sebagai kunci utama peperangan antara India-Pakistan. Akibat situasi yang
mendesak, Harry Singh meminta bantuan dan membuat persetujuan penggabungan (Instrument
of Accession) Kashmir dengan pemerintahan New Delhi yang ditandatangani
pada 26 Oktober 1947 (Dewi, 2006: 5). Pernyataan dari penguasa Kashmir ini
mengundang kemarahan dari pihak Pakistan sehingga perang antara India-Paskitan
tidak terbendung lagi. Hal ini bukan semata-mata karena dari Pakistan karena
Pakistan sebenarnya memanfaatkan keadaan yang terjadi di Kashmir. Pada bulan Oktober 1947 terjadi pemberontakan
oleh suku Pashtun yang tinggal di sebelah barat wilayah Kashmir terhadap
Maharaja Hari Singh (Aftah, 2005: 15).
Dalam permasalahan ini
sempat ada usulandari PBB untuk melakukan plebisit agar penduduk Kashmir
diberikan kebebasan memilih untuk bergabung dengan Negara mana. Namun usulan
tersebut tidak kunjung dilaksanakan yang dikemudian hari menimbulkan ketakutan
bagi pemerintah India akan adanya pemberontakan dari penduduk Kashmir.
Pada Wikipedia
dituliskan sejarah mengenai perang India-Pakistan yang berkaian dengan Kashmir
ialah.
Perang
India-Pakistan 1947: Pakistan merebut 1/3 Kashmir (Pakistan mengklaim
Kashmir sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan
dari Kashmir Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspur.Perang
India-Pakistan 1965: Pasukan Pakistan berusaha memasuki teritori Kashmir
India untuk memicu pemberontakan oleh Kashmir. Rencana ini gagal dan penyusup
dapat ditemukan, sehingga India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan
gencatan senjata, dan India dapat merebut sedikit teritori Pakistan. Perang
India-Pakistan 1971: Bangladesh meminta kemerdekaan dari Pakistan. Tentara
Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar di Bangladesh dan genoside
penduduk Bengali. Jutaan pengungsi pindah ke India. India membantu Mukti-Bahini
Bangladesh dan menaklukan Pakistan, sehingga Bangladesh merdeka dan Pakistan menyerah
seluruhnya. Perang India-Pakistan 1999, juga disebut "Perang
Kargil": Tentara Pakistan dan beberapa pemberontak Kashmir merebut pos
tentara India. India membalas dan merebut kembali pos itu. Tekanan
internasional terhadap Pakistan membuatnya mundur. Perang berakhir dengan India
merebu Kargil dan isolasi diplomatik Pakistan.
Selain permasalahan yang
sudah berjalan cukup frontal antara India-Pakistan berkenaan dengan masalah
Kashmir, disini juga timbul permasalahan yang berasal dari tubuh Pakistan
sendiri. Pakistan yang terdiri dari Pakistan Barat dan Pakistan Timur mulai
terjadi disintegrasi. Sehingga menimbulkan keinginan PakistanTimur untuk
membentuk Negara yang merdeka.
Dalam kasus ini bukanlah
masalah agama yang menimbulkan disintegrasi dalam tubuh Pakistan. Tidak seperti
masalah disintegrasi yang terjadi pada India yang akhirnya melahirkan Negara
baru yakni Pakistan yang kini sedang berkonflik dengan India untuk
memperebutkan Kashmir. Dimana masalah India-Pakistan ini merambah pada hal yang
semakin luas.
Bukti permasalahan
India-Pakistan ini semakin luas ialah ketika India mulai ikut campur dalam
masalah disintegrasi di Pakistan.
Masalah disintegrasi ini
sebenarnya bermula dari tidak tertampungnya aspirasi politik dari Paskitan
timur. Sehingga menimbulkan pertumpahan darah di dalam tubuh Pakistan. Bukan
hanya pertumpahan darah, tetapi juga banyak penderitaan yang dialami penduduk
sebagai imbas dari permasalahan ini.
India sendiri dengan
sigap memanfaatkan keadaan ini untuk mencari dukungan dan bisa disinyalir untuk
mencari simpati di mata dunia bahwa India merupakan Negara yang mementingkan
kaum tertindas. Hal ini terbukti dengan adanya usaha India dalam membantu usaha
Pakistan Timur untuk merdeka.
Permasalahan ini semakin
memperkeruh keadaan yang membuat konflik tidak kunjung berakhir. Pada masalah
disintegrasi ini pertumpahan darah yang terjadi ialah pembunuhan oleh tentara
Pakistan terhadap orang-orang Pakistan Timur yang dianggap sebagai pemberontak
karena ingin memerdekakan diri. Bukan hanya pembunuhan saja, tentara Pakistan
juga melakukan aksi pemerkosaan secara besar-besaran serta melakukangenoside.
Akibatnya banyak
orang-orang Pakistan Timur yang mengungsi ke India. Tindakan ini tidak
memungkiri bahwa India akhirnya membantu Pakistan Timur dalam menyerang kembali
pasukan Pakistan. Yang kemudian Pakistan Timur dengan bantuan India bisa
mengalahkan pasukan Pakistan. Yang kemudian ditandai dengan berdirinya Negara
baru yang berasal dari Pakistan Timur yang sekarang dikenal dengan nama
Bagladesh.
Perang India-Pakistan
mungkin berkaitan dengan ketakutan India karena tidak segera melakukan plebisit
mengenai kebebasan rakyat KashmIr untuk memilih untuk bergabung dengan India
atau Pakistan. Ketakutan dari India itu akhirnya menjadi kenyataan ketika
penduduk Kashmir yang pro-Pakistan mulai memberontak menuntut haknya untuk
bebas memilih atas dasar demokrasi.
Peperangan 1999
merupakan wujud nyata dari ketakutan India. Dalam kasus ini yang menjadi pusat
perhatian adalah peranan Pakistan yang ikut di dalamnya dalam membantu
pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk Kashmir yang beragama islam.
Penduduk Kashmir yang mendapat bantuan dari Pakistan merebut pos India meskipun
pada akhirnya pos-pos India itu sendiri berhasil direbut kembali oleh
India.
2.3 Usaha-usaha yang
Dilakukan untuk Menyelasaikan Permasalahan antara India-Pakistan
Untuk mengatasi
permasalahan India-Pakistan yang dipicu penyataan penggabungan terhadap India
oleh penguasa Kashmir PBB membentuk sebuah dewan yang disebut UNCIP pada tahun
1948. UNCIP berhasil membuat kesepakatan antara India-Pakistan untuk melakukan
plebisit terhadap rakyat Kashmir untuk memilih bergabung dengan India atau
Pakistan. Namun hal tersebut tidak pernah direalisasikan oleh pemerintah India.
Tidak hanya itu,
banyak hal yang dilakukan PBB untuk meredam perselisihan antara India-Pakistan
ialah dengan membentuk sebuah pertahan militer di perbatasan. Selain itu PBB
pada tahun 1959 juga mengeluarkan referendum agar India dan Pakistan menarik
pasukannya dari perbatasan dan membuat sebuah perjanjian. Dimana perjanjian itu
berkaitan dengan masalah demokrasi agar Kashmir diberikan kebabasan memilih
untuk bergabung dengan Negara mana yang dikehendaki. Tindakan PBB ini bisa
dianggap sebagai bentuk tindak lanjut dari resolusi pertama pada tahun 1948.
Kegagalan-kegagalan
yang dialami, tidak membuat PBB menyerah untuk menyelesaikan persengketaan Kashmir
(Alhayyan: 7). Banyak hal yang dilakukan oleh PBB untuk mengatasi permasalahan
tersebut diantara dengan membuat resolusi, usaha melakukan hak veto pada tahun
1962 oleh dewan keamanan PBB, namun usaha yang dilakukan PBB mulai melemah
setelah dikeluarkannya resolusi pada tahun 1964. Melemahnya usaha yang
dilakukan PBB mungkin terjadi akibat kejenuhan karena kegagalan usaha yang
dijalankan. Kelemahan itu tampak pada tahun 1964 saat dikeluarkannya resolusi
agar masalah India-Pakistan diselesaikan dengan jalan bilateral. Akibatnya
perang antara India-Pakistan tidak terelakkan lagi sehingga terjadilah perang
terbuka pada tahun 1965 dan 1971. Usaha-usaha yang dilakukan oleh PBB memang
berusaha untuk menciptakan perdamaian namun apalah daya upaya yang dilakukano
leh pihak luar jika pihak yang berada di dalam tidak mau menerima.
Dalam masalah antara
India-Pakistan tidak hanya membuat prihatin banyak bangsa di dunia ini, tetapi
juga organisasi-organisasi yang ada di dunia Internasional. Selain PBB, juga
ada organisasi yang sangat prihatin dengan permasalahan yang menimpa
India-Pakistan. Organisasi tersebut adalah SAARC (South Asian Association of
Regional Cooperation). Organisasi ini mirip dengan organisasi yang berada
di Asia Tenggara yakni ASEAN. Dimana SAARC merupakan organisasi yang
beranggotakan Negara-negara di Asia Selatan. Dalam hal ini juga terdapat India
dan Pakistan yang juga menjadi anggota dari organisasi tingkat regional ini.
SAARC sendiri baru
terbentuk pada tahun 1985. Salah satu agenda dari SAARC adalah untuk membantu
menyelesaikan konflik antara India-Pakistan. Namun usaha yang dilakukan oleh
SAARC sampai saat ini bagaikan usaha yang tak kunjung mendapatkan hasil. Bahkan
bisa dikatakan upaya yang dilakukan oleh SAARC untuk menjadi mediator dari permasalahan
antara India-Pakistan tidak pernah ditanggapi.
Permasalahan ini bisa
dikaitkan dengan masalah egoisme yang berkaitan dengan kepentingan
masing-masing Negara. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa Kashmir merupakan
pintu gerbang dari India untuk berhubungan dengan Negara lain. Negara luar yang
dimaksud seperti Rusia, Cina, dan Afganistan. Sedangkan bagi Pakistan sendiri
takut akan kekurangan pasokan air yang berasal dari sungai besar yang hulunya
berada di Kashmir seperti sungai Indus, Jhelem, dan Chemab. Dimana ketakutan
tersebut timbul karena jika Kashmir berada dibawah kekuasaan India,
sungai-sungai yang menjadi sumber kehidupan Pakistan ini akan dibendung.
Akibatnya banyak sektor terutama sektor pertanian di Pakistan akan terbengkalai
dan tidak terurus akibat kekurangan air.
Selain itu Sihbudi
(hlm. 78) menyimpulkan bahwa.
Pada 1947, Inggris
bukan saja memberi kemerdekaan kepada India dan Pakistan, tetapi juga
meninggalkan “warisan berdarah” yaitu Kashmir. Pakistan menanggap, seharusnya
Kashmir sejak 1947 menjadi bagian dari wilayahnya karena mayoritas penduduknya
Muslim. Namun menurut pihak India, sebelum tahun itu, Kashmir sudah menjadi
wilayah India lewat Perjanjian Amritsar 16 Maret 1846. Hal ini
diperkuat oleh ratifikasi para “wakil rakyat” di majelis Jammu dan Kashmir (6
Februari 1954).
Dalam hal ini jelas
bisa melihat konflik antara India-Pakistan merupakan konflik yang kompleks.
Bukan hanya masalah agama yang terdapat di dalamnya tetapi, juga terkait dengan
masalah geopolitik yang berkaitan dengan ketahanan nasional mereka. Sehingga
tidak mengherankan bahwa pertikaian terjadi dalam waktu yang panjang. Skirmishes
continued along the Line of Control, and in May 1998 the two countries
conducted nuclear tests aimed at raising their status in the world at large and
at sending signals to one another over the risks involved should they try to
resolve their differences through the use of force (Bowers, 2004: 21).Sehingga
perlu diadakannya upaya resolusi yang benar-benar mampu menyelsaikan
permasalahan ini. Bahkan, peristiwa “Kashmir” Mei 1999 nyaris menjerumuskan
kedua Negara ke dalam perang terbuka yang sangat mungkin membawa kosekuensi
sangat mengerikan, mengingat keduanya telah memiliki senjata nuklir
(Mashad:74).
Selain usaha yang
dilakukan oleh pihak luar seperti yang tersebut diatas, usaha perdamaian juga
diusahakan oleh pihak dalam negeri dari masing-masing Negara, salah satunya
ialah Perjanjian Simla. On July 2, 1972, Mrs. Gandhi signed the Simla
agreement with Mr. Zulfikar Ali Bhutto, the first President and later Prime
Minister of Pakistan who had succeeded the military dictator General Yahya Khan
in 1971 (Indurthy: 8). Dimana perjanjian ini berkaitan dengan hubungan
antara India-Pakistan untuk meraih jalan damai dalam hal politik dan ekonomi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inti dari
permasalahan India-Pakistan adalah masalah Kashmir yang bermula karena masalah
agama. Yakni pertentangan antara agama minoritas melawan agama mayoritas yang
kemudian merambah pada masalah politik kepetingan. Dalam hal masalah
kepentingan, kedua Negara tidak bisa menahan egoisme mereka masing-masing
sehingga menimbulkan peperangan. Selain masalah agama, konflik ini juga
berkaitan dengan masalah geopolitik. Berkaitan dengan letak Kashmir yang sangat
strategis dan oleh India maupun Pakistan dianggap sangat berperan penting bagi
kehidupan Negara.
Peperangan atau
perseteruan antara India-Pakistan bukanlah terjadi pada waktu yang singkat,
melainkan terjadi pada waktu yang cukup lama. Dari tahun 1947-1999. Bahkan bisa
dikatakan akar dari permasalahan itu sudah ada sejak sebelum tahun 1947.
Banyak jalan yang
dilakukan oleh PBB baik jalan diplomatis maupun membuat basis pertahanan
militer. Namun yang terjadi ialah nihil tanpa hasil. Hal tersebut terjadi
karena masing-masing Negara yakni India-Pakistan bersikeras untuk menguasai
Kashmir yang menurut mereka adalah bagian penting dari wilayah kekuasaan
negaranya. Selain PBB yang juga ingin membantu menyelsaikan permasalahan antara
India-Pakistan juga ada SAARC yang beranggotakan Negara-negara di Asia Selatan.
Dimana organisasi ini memiliki agenda yang penting yakni menyelesaikan
permasalahan India-Pakistan dengan jalan Damai meskipun pada akhirnya usaha
yang dilakukan tidak membuahkan hasil.
3.2 Saran
Hendaknya sebuah wilayah
diberikan kebebasan untuk memilih bergabung dengan wilayah mana yang ia
inginkan dan diberikan jaminan atas
keberlangsungan
kehidupannya. Selain itu bagi Negara yang tidak terpilih untuk bergabung
hendaknya lebih memberikan toleransi agar tidak terjadi permasalahan yang
berkepanjangan. Namun jika masih terjadi perang hendaknya tidak diikuti dengan
dendam. Dan saat ada pihak luar yang ingin membantu meredam permasalahan
hendaknya dipikirkan dengan baik dan mencoba menerimanya.
DAFTAR RUJUKAN
Aftah, Chairul.
2005. Studi Tentang Posisi Kashmir Dalam Hubungan
India-Pakistan. Jurnal Sosial-Politika, (6): 15, (Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEYQFjAE&url=http%3A%2F%2Fportal.fisip-unmul.ac.id%2Fsite%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F03%2Fjsp_vol6_no11_1jul05_2chairul%2520%2803-14-13-02-53-38%29.pdf&ei=2bFKUsSTMYTIrQf0mIDoCw&usg=AFQjCNHkjTrRkijB6Sc3Fr5dOUEaZEptEw&bvm=bv.53371865,d.bmk),
diakses tanggal 26 September 2013.
Alhayyan,
Riadhi. Sengketa perbatasan Wilayah Kashmir Dalam Perspektif Hukum
Internasional. Skripsi tidak diterbitkan. Sumatera Utara: Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, (Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDkQFjAC&url=http%3A%2F%2Fjurnal.usu.ac.id%2Findex.php%2Fjil%2Farticle%2Fdownload%2F4146%2Fpdf&ei=fHlFUoLLGo2PrgfAwoHAAw&usg=AFQjCNEgCXxCw3iIAg-NwARC6WMTdZKopQ&bvm=bv.53217764,d.bmk),
diakses tanggal 23 September 2013.
Bowers, Paul.
2004. Kashmir, (Online), (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.parliament.uk%2Fdocuments%2Fcommons%2Flib%2Fresearch%2Frp2004%2Frp04-028.pdf&ei=rK9KUsmYE4fkrAe22IHQCQ&usg=AFQjCNFr_UBam6AY0brPSBC_QI3nEFUc0g&bvm=bv.53371865,d.bmk),
diakses tanggal 20 September 2013.
Dewi, I.M. 2006.
Dilema Masalah Kashmir Dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan. Mozaik,
(1): 5, (Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpenelitian%2FIta%2520Mutiara%2520Dewi%2C%2520SIP%2C%2520MSi.%2FKashmir.pdf&ei=cHRFUtfuNsO4rgfPo4HoAg&usg=AFQjCNG_ryL4fqFY-CnpaQNamR-1LCumUQ&bvm=bv.53217764,d.bmk),
diakses tanggal 20 September 2013.
Indurthy, Rathnam. Kashmir
Between India and Pakistan: An Intractable Conflict, 1947 to Present,
(Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.muntr.org%2v4%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F02%2FKashmir_Between.pdf&ei=DbBKUriWFoyIrAfzioG4Bg&usg=AFQjCNHkkaeRTkZtR-YkQ8_p9db9yXn4fA&bvm=bv.53371865,d.bmk),
diakses tanggal 25 September 2013.
Kurniawan, Heri.
2013. Konflik India-Pakistan Pasca kemerdekaan (Studi Kasus Kashmir
1947-2012 M). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga, (Online),
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uin-suka.ac.id%2F8967%2F1%2FBAB%2520I%2C%2520V%2C%2520DAFTAR%2520PUSTAKA.pdf&ei=MnVFUuWXN8K3rgfJ1YDYAg&usg=AFQjCNHG6jWycMZ63FShazqYFMGQkXi5gg&bvm=bv.53217764,d.bmk),
diakses tanggal 24 September 2013.
Mashad,
Durorudin. Komoditi Politik & Konflik antar Elite Problema Kashmir
dalam Politik India-Pakistan, (Online),
(http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses tanggal 24 September 2013.
Sihbudi, R.M.
Minoritas Muslim di India dan Cina: Dimensi Internasional Problematika
Minoritas Muslim di India, (http://pustaka2.ristek.go.id/), diakses
tanggal 24 September 2013.
Suwarno. 2012. Dinamika
Sejarah Asia Selatan. Yogyakarta: Ombak.
Wikipedia.tahun
berapa. Perang dan Konflik India-Pakistan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_dan_konflik_India-Pakistan), diakses
tanggal 24 September 2013.
Kak izin mencopy yah..untuk tugas makalah
BalasHapusVideo_free24k3_4_6_8) - YouTube
BalasHapusFind videos related to the Vimeo channel to get your views. Search more videos in this category. Videos related youtube to mp3 converter samsung to Video_free24k3_4_6_8
Jackpot City Hotel & Casino - Hollywood, FL - JT Hub
BalasHapusJT Hub 전주 출장안마 Hollywood, FL, USA · Hollywood, FL 군포 출장안마 Casino. 하남 출장마사지 1 부산광역 출장안마 Jumbo Las Vegas Blvd. South, Hollywood, FL, USA. 여주 출장마사지